Jatimulyo uiinews Keluarga Besar Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia FH UII selenggarakan pengajian rutin empat bulanan, Ahad 4/5 2014 pukul – wib. Pengajian dengan menghadirkan nara sumber rohani Bapak Haji Mohammad Amir SH ini berlangsung di rumah Ibu Hajjah Sri Wardah SH SU, Perum Jatimulyo Baru Blok C/13 Yogyakarta. Pengajian ini dihadiri sekitar tiga ratus anggota dari keluarga besar FH UII. Acara yang berlangsung sekitar 2 jam ini cukup menarik dengan menghadirkan ustad H Mohammad Amir SH. Jatimulyo uiinews Keluarga Besar Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia FH UII selenggarakan pengajian rutin empat bulanan, Ahad 4/5 2014 pukul – wib. Pengajian dengan menghadirkan nara sumber rohani Bapak Haji Mohammad Amir SH ini berlangsung di rumah Ibu Hajjah Sri Wardah SH SU, Perum Jatimulyo Baru Blok C/13 Yogyakarta. Pengajian ini dihadiri sekitar tiga ratus anggota dari keluarga besar FH UII. Acara yang berlangsung sekitar 2 jam ini cukup menarik dengan menghadirkan ustad H Mohammad Amir rutin ini dimaksudkan untuk ajang silaturohmi antara keluarga besar civitas akademika FH UII, juga sebagai media tolabul ilmi yang nantinya bisa meningkatkan iman dan taqwa masing-masing undangan. Dalam kesempatan itu Ustaz Moh Amir mengintaknan kepada hadirin bahwa Setiap orang tentunya mempunyai keinginan untuk sukses. Namun, target kesuksesan yang manusia inginkan itu sebenarnya bukan sesuatu yang manusia butuhkan. Karena itu, manusia perlu sebuah kunci yang dapat mengimbangi keinginan dan kebutuhan”. Ustadz H. Moh Amir mengatakan ada tujuh 7 kunci untuk menuju sukses hidup dunia dan akherat. Ketujuh kunci tersebut adalah Sahadat, sholat, syiam, shodaqoh, silaturohmi, sabar dan syukur. Sahadat dan sholat merupakan dua kunci pertama yang tidak bisa dipasahkan, membaca sahadat adalah langkah awal menuju keyakinan Islam dilanjutkan dengan menjalankan syariatnya Sholat lima waktu ditambahi dengan suplemen ibadah sholat sunat yang dilakukan di awal dan diakhir sholat wajib, sholat sunat malam, dan sholat dhuha dllnya. Ketiga adalah melakukan ibadah syiam puasa , dengan disejukan dengan amalan puasa-puasa sunat lainnya senin-kamis, daud dll. Kita tahu ibadah puasa hanya milik Alloh SWT semata. Kunci sukses dunia akherat lainnya adalah shodaqoh, silaturohmi, sabar dan syukur. Shodaqoh/sedekah yang terbaik yaitu dengan menyedekahkan apa yang terbaik yang kita punya. makin baik sedekah kita, makin mudah kitamembuka pintu kesuksesan. memang tidak apa-apa kita sedekah dengan sesuatu yang kita sebut dengan ’sisa’, tapi itu berarti kita tidak memberikan yang terbaik. bukankah ALLAH telah memberikan kita yang terbaik? dan kita pun menginginkan sesuatu yang terbaik? maka,sedekahlah dengan sedekah yang terbaik. Sedagkan Silaturohmi/em telah diajarkan dan disuri tauladan oleh Risul kita, sesuai firman Allah ta’ala yang menganjurkan hamba-Nya untuk saling menyambung silaturahmi dalam kitab-Nya, begitu juga Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam banyak hadits, diantaranya ialah firman Allah, “Dan bertakwalah kepada Allah, yang dengan mempergunakan nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain dan peliharalah hubungan silaturrahim” QS. an-Nisa’ 1 Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Wahai manusia! Ucapkanlah salam, sambunglah silaturrahim, berikanlah makan dan shalatlah di malam hari tatkala manusia sedang tidur, maka kalian akan masuk Surga dengan selamat.” HR. at-Tirmidzi No. 2485 dan dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih Ibnu Majah III/155 Dua kunci terakhir untuk meraih sukses dunia akhera adalah sabar dan syukur. Dalam Islam ada rangkaian kata yang begitu indah, yaitu Sabar dan Syukur yang saling terkait dalam membangun realita kehidupan. Ahli Surga itu sendiri merupakan rangkaian akumulasi amal kita dalam membangun rasa sabar dan syukur ,inilah salah satu kunci ahli surga yang patut kita bina. Sebagai orang yang beriman dan telah menjadikan Islam sebagai pegangan hidup dan tuntunan hidup, tentunya sabar dijadikan salah satu tuntunan akhlaq yang harus dilaksanakan dalam kehidupan ini. Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman “Dan siapa saja yang sabar dan mema’afkan, maka itu termasuk amal yang sangat baik” QS. Asy-Syuraa 43. Dan juga “Pergunakanlah untuk mencapai tujuanmu kesabaran dan shalat. Sesungguhnya ALLAH selalu membantu orang-orang yang sabar” QS. Al-Baqarah 153. Terkait dengan kunci terakhir Syukur’, menurut beliau yang dimaksud dengan syukur adalah menyadari Karunia yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan pada dirinya,sedangkan yang dimaksud dengan sabar adalah tetap dalam kedudukannya bersama Rabb-Nya,Sementara itu dilihat dari segi bahasa,Syukur adalah terbukanya qalbu hingga karunia Rabb tampak padamu. Terakhir pesan Ustadz H Mohammad Amir Sh, bahwa jika kita keluarga besar FH UII, mari kita melaksanakan dari ketujuh kunci tersebut diatas sesuai dengan kemampuan dan diupayakan selalu ada peningkatan, maka InsyaAllloh kita raih kebahagiaan dunia dan
Sabardan Syukur adalah Kunci Kesuksesan dan Kebahagiaan Onrongnge ri lino nafakkebalingngi puangnge keadatta, bahagiaki yare'ga masussaki,mariyoki yare'ga masaraki, sogiki yare'ga mafeddiki,makkukkue pada tuo mopi,baja sngadie pasti ateki,makkukkue idi'mopa sempajangi tomatewe,baja sangadie idi'tosi isempajangi.
Sabar Dan Syukur Kunci Sukses - Ganjar Pranowo -Sabar Dan Syukur Kunci Sukses – Ungkapan – Hidup ini tidak lepas dari cobaan dan ujian Tidak ada seorang pun yang lahir ke dunia tanpa sedikit percobaan Seseorang yang kaya dan berharta, Allah SWT akan mengujinya dengan harta, apakah dia bersyukur atau kafir Seseorang yang hidup dalam keadaan miskin maka tidak diragukan lagi bahwa itu adalah ujian hidup Allah SWT menguji seseorang untuk melihat apakah dia sabar atau bahkan menggunakan cara yang diharamkan Allah untuk menghilangkan kemiskinan. Sabar Dan Syukur Kunci Sukses Rasulullah SAW pernah bersabda yang artinya “Pekerjaan seorang mukmin sungguh menakjubkan. Sesungguhnya semua perbuatannya baik, dan tidak ada kecuali orang beriman yang memilikinya, yaitu jika dia mendapat kesenangan, maka dia bersyukur dan itu baik baginya. Dan jika dia punya masalah, dia sabar dan itu bagus untuknya. Muslim Antologi Cerpen Dan Puisi Kelana By Skm Ugm Bulaksumur Betapa besarnya nikmat dan rahmat Allah bagi orang yang beriman Biar bagaimanapun, semua amal perbuatan orang beriman akan dianggap baik, asalkan kita selalu bersyukur dan bersabar atas usaha yang sedang kita jalani. Ini adalah berkah sekaligus ujian dari Tuhan Setiap manusia, dimanapun dan kapanpun, akan selalu mendapat ujian atas dirinya Ketika bencana melanda, Allah benar-benar menguji keimanan hamba-Nya Apakah mereka termasuk orang yang beriman? Orang yang benar-benar beriman kepada Tuhan akan selalu sabar menghadapi cobaan yang datang menghampirinya. Dia tidak akan mengeluh dan berpikir buruk tentang Tuhan Dia akan selalu Hasunuzan kepada Allah – Orang yang lahir di dunia pasti menghadapi cobaan setiap saat dalam hidupnya Biarlah itu menjadi cobaan dalam bentuk suka, bahagia, sakit, duka, duka dan lain-lain Hakikatnya beban hidup manusia, dari lahir sampai merayap, bertambah berat dan semakin berat Dan memang inilah kebenaran yang dirasakan oleh setiap orang yang hidup di dunia ini. Misalnya di masa pandemi saat ini, ada yang merasa sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga diuji dengan penyakit, hal ini mungkin karena penyebaran virus Covid-19 yang tidak terkendali. Pankaroba adalah penyakit musiman yang meningkatkan kekuatan tubuh. Keadaan diperparah dengan kabar kepergian orang-orang yang seakan tak henti-hentinya saling berburu karena wabah. Mari kita ambil contoh lain, mereka yang dibujuk dengan kekayaan dipercayakan kekuasaan. Karena dunia berada di bawah kendali mereka Memang, dua lawan yang memiliki nama yang sama ini adalah ujian bagi setiap orang Pena Proxsis — Rasa Syukur Kunci Kebahagiaan Ketika seseorang menemukan dirinya dalam situasi yang tidak sesuai dengan keinginan atau dalam situasi di mana semua harapan terpenuhi, kedua kondisi ini sebenarnya merupakan ujian yang membutuhkan sikap yang benar sesuai dengan ajaran syariah. Dia bisa memimpin keadilan dengan iman yang kuat, yang menunjukkan kesabaran dan rasa syukur dalam menanggapi segala sesuatu yang terjadi padanya. Dengan sikap sabar dan syukur, memiliki hati untuk menjalani hidup akan memudahkan Anda menemukan hikmah dalam setiap keadaan. Jadi bagaimana Anda bisa mengembangkan kesabaran dan rasa syukur? Anjuran untuk selalu bersabar sudah banyak kita dengar, baik muslim maupun non muslim akan selalu dihimbau untuk bersabar’ ketika menghadapi musibah, kekecewaan dan duka dalam hidupnya. Kesabaran adalah bentuk ketangguhan dalam menghadapi kesulitan, rasa sakit atau kesulitan yang tidak terduga Begitu pula dengan sugesti bersyukur, seseorang bersyukur karena meyakini bahwa semua nikmat yang diterimanya adalah dari Allah SWT. Syukur membawa keriangan hati dan mendekatkan diri kepada Allah SWT Syukur dalam hati akan selalu mengingatnya dan tidak akan pernah melupakannya, yang akan membuatnya selalu taat dan terikat dengan hukum-hukumnya. Dalam diri setiap muslim pasti ada sikap sabar dan syukur Dua sikap ini menggambarkan kebaikan seorang mukmin, seperti yang dikatakan malaikat Allah, “Pekerjaan seorang mukmin itu hebat, semua pekerjaannya baik baginya. kepada seorang mukmin. Ketika dia menemukan kegembiraan, maka dia. ” bersyukur, maka itu baik baginya. Sebaliknya, ketika kesulitan menimpanya, dia bersabar, sehingga itu baik baginya.” Hadits Shahih. Riwayat Muslim, no. 2999 Laporan Pantauan Layanan Haji 2022 Demikian pula perkataan Umar bin Khattab menggambarkan sikap sabar dan syukur, “Jika syukur dan sabar adalah dua kendaraan, saya tidak peduli yang mana yang saya kendarai.” Selain itu, rasa syukur tidak bisa berhenti hanya dengan mengucapkan Tahimad Maha Suci Allah SWT. Akan tetapi, bertambahnya nikmat menuntut setiap muslim untuk menaati Rasulullah mengingatkan “Barang siapa menambah kenikmatannya dan tidak menambah ketaatannya, maka itulah musibah.” Sedangkan sabar adalah bentuk penerimaan atas musibah Allah dan dengan sikap tersebut iman dapat tumbuh. Walaupun sabar itu berat, tapi Allah SWT memerintahkan sabar yang indah Allah SWT berfirman, Maka bersabarlah dengan sabar yang indah QS Al Ma’riz 5. Sabar dan syukur terhadap setiap muslim adalah dua hal yang menunjukkan adanya keimanan dalam dada seorang mukmin. Kurangnya rasa syukur akan menimbulkan sikap tidak percaya yang akan menghilangkan iman dari hati Begitu pula kurangnya kesabaran akan mengakibatkan hilangnya keimanan kepada Allah Oleh karena itu sikap syukur dapat digunakan untuk menghadapi musibah dan sikap sabar dapat digunakan untuk melawan berkat. Motto Hidup Orang Orang Sukses Yang Sangat Menginspirasi Syukur juga bisa diartikan sabar atas nikmat berupa musibah Kadang banyak orang yang merasakan limpahan nikmat yang menggairahkan setelah rajam. pernah disabdakan oleh Nabi SAW, “Sesungguhnya Allah berfirman, Ketika Aku menguji hamba-Ku dengan dua kekasihnya kedua matanya dan dia bersabar, Aku pasti akan memberikan mereka kedua matanya surga.” ?’.” HR. Bukhari no. 5653 Mensyukuri musibah dan menerimanya sebagai nikmat akan menenangkan diri dan jiwa, yang akan mentaati perintah Allah SWT sekalipun berat. Ibarat bersabar atas nikmat yang dipersembahkan oleh Allah SWT Dikisahkan ketika Umar bin Khattab menerima pasukannya yang kembali dengan kemenangan gemilang, lalu menghadapi rampasan perang yang tak terhitung banyaknya, lalu ia menangis. Para sahabat dan rombongan pun heran dan bertanya, “Mengapa Al Farooq menangis?” Kemudian dia menjawab, jika semuanya baik-baik saja, mengapa tidak diberikan kepada SAW saat dia masih hidup? Saat nikmat yang diterima sabar, ia akan mencegah si penerima melupakan si pemberi nikmat. Ia akan terhindar dari kesombongan Nabi SAW pernah mengingatkan, “Dengan nama Allah, saya tidak takut kemiskinan akan menimpa Anda. Namun, saya khawatir dunia ini akan disediakan untuk Anda seperti yang disediakan untuk Anda saat Anda berlomba. .akhirnya adalah Ketika kamu dihancurkan , kamu akan dihancurkan.” HR Muslim 2961. Sesungguhnya akan sempurna bila sabar mengikuti syukur Banyak ayat dalam Al-Qur’an tentang sabar dan syukur Kata Kata Bijak Menghadapi Masalah, Bikin Hati Ikhlas “Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah makanan yang baik yang Kami sediakan dan bersyukurlah kepada Allah jika kamu menyembah Dia saja.” QS. Al-Bakarah 2 Ayat 172. “Hai orang-orang yang beriman! Mintalah pertolongan Tuhan dengan kesabaran dan doa. Sesungguhnya, Tuhan bersama orang yang sabar.” QS. Al-Bakarah 2 Ayat 153. “Dan sesungguhnya Kami akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, semangat dan buah-buahan. Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” QS. Al-Bakarah 2 Ayat 155. Dikisahkan bahwa Rasulullah pernah bertanya kepada seorang sahabatnya “Bagaimana kabarmu pagi ini? Laki-laki itu menjawab Baik’. ” Baiklah, segala puji hanya milik Allah SWT dan saya bersyukur kepada-Nya Bertambah Nikmat Dan Bertambah Sukses Dengan Sabar Dan Syukur “Mereka yang bertekun dalam kesengsaraan, kesakitan, dan perang, adalah benar iman dan benar.” QS al-Baqarah [2] 177 Jelas dari ayat-ayat di atas dan banyak contoh dalam hadits, bahwa sabar dan syukur adalah bukti keimanan dan agama seorang mukmin. Dengan dua sikap ini, seorang mukmin menghadapi setiap cobaan dalam hidupnya, baik cobaan kenikmatan maupun cobaan berupa duka cita atas musibah yang menimpanya. Suka atau duka keduanya adalah setiap hamba Allah SWT yang hidup di dunia ini Keduanya akan selalu datang silih berganti menyapa setiap orang Seorang mukmin sejati akan bersabar di saat susah dan bersyukur di saat lapang Oleh karena itu, Islam mengajarkan kita tentang pentingnya kesabaran dan syukur Sedangkan dalam masa-masa sulit, kita diharapkan bersabar, kesabaran ini diperlukan manusia agar siap mental menghadapi kesulitan. Namun sikap sabar yang diajarkan oleh Al-Qur’an bukanlah sikap menerima hinaan, tetapi yang harus kita kejar adalah Ajimah, yaitu komitmen yang teguh untuk pencapaian cita-cita. Allah SWT berfirman, “Maka bersabarlah seperti kesabaran para malaikat dengan keteguhan hati dan jangan meminta agar hukuman disegerakan atas mereka. Pada hari mereka melihat azab yang dijanjikan kepada mereka, mereka akan menyadarinya. Itu hanyalah beberapa hari Di dunia ini Tinggallah sejenak. Tugasmu hanyalah mengabarkan. Maka tidak ada yang binasa kecuali orang fasik durhaka kepada Allah.” QS. Al-Ahqaf 46 Ayat 35. Ceramah Singkat Tentang Sabar Dan Ikhlas Begitu pula sabar bukanlah sikap lemah dan pasrah kepada musuh Allah SWT berfirman, “Dan banyak nabi berperang dengan pengikut yang shalih dalam jumlah besar. Mereka tidak lemah, berkecil hati dan menyerah karena musibah yang menimpa mereka di jalan Allah kepada musuh Dan Allah menyukai orang-orang yang sabar QS. Ali Imran 3 ayat 146. Sebaliknya, kesabaran juga jihad atau perjuangan Allah SWT berfirman, “Maka Tuhanmu Penjaga yang berhijrah setelah cobaan, lalu mereka berperang Jihad dan
Syukurdan sabar adalah kunci hidup bahagia, hal tersebut bukan hanya isapan jempol semata, tetapi berdasarkan fakta ilmiah dan juga dari sudut pandang ilmu agama, bersyukur dan banyak bersabar adalah kunci segala ketenangan hidup didunia, baik secara lahir maupun batin.
Seseorang yang terlahir ke dunia, sudah barang tentu akan menghadapi ujian dalam setiap detik kehidupannya. Baik itu ujian berupa kenikmatan, kebahagian, kepedihan, kesedihan, kesengsaraan dan lain-lain. Faktanya, dari semenjak terlahir hingga merangkak dewasa, beban hidup manusia kian hari kian bertambah berat. Dan memang seperti itulah faktanya, yang dirasakan setiap insan yang menjalani kehidupan di dunia ini. Misalkan saja di tengah pandemi saat ini, ada yang merasakan susahnya memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, sudah begitu diuji dengan sakit, bisa jadi akibat virus Covid-19 yang semakin merajalela tak terkendali, ditambah kondisi musim pancaroba yang menambah stamina tubuh berkurang. Keadaan semakin diperburuk dengan berita kepergian orang-orang di sekitar yang seakan saling berkejar-kejaran tiada henti, konon akibat pandemi. Misalkan yang lain, orang-orang yang diuji bergelimang harta, diamanahi kekuasaan seakan dunia sedang berada dalam genggamannya. Nyatanya, dua hal yang bertolak belakang itu, memiliki nama yang sama, ujian bagi setiap manusia. Ketika seseorang berada dalam kondisi yang tidak sesuai dengan yang diinginkan, atau dalam kondisi terpenuhi segala harapan, sejatinya kedua kondisi tersebut adalah ujian yang butuh penyikapan yang tepat sesuai yang diajarkan syariat. Dengan keimanan yang kuat dapat mengantarkan dalam ketakwaan, hingga memunculkan sikap sabar serta syukur dalam menyikapi setiap kejadian yang menimpa dirinya. Dengan sikap sabar dan syukur akan ditemukan keikhlasan dalam hati untuk menjalani kehidupan, akan memudahkan menemukan hikmah dalam setiap kejadian. Lalu bagaimana untuk bisa memupuk sikap sabar dan syukur? Sikap Sabar dan Syukur Menjadi Bukti Keimanan dan Ketakwaan Nasehat untuk selalu bersabar sudah banyak terdengar di telinga, baik itu Muslim ataupun non-Muslim akan selalu mendapat nasehat 'bersabarlah' ketika menemui sebuah ujian berupa musibah, kekecewaan dan kesedihan dalam kehidupannya. Sabar adalah wujud sikap tabah dalam menghadapi musibah, penderitaan atau kejadian yang sulit diluar pengharapan. Begitu pula dengan nasehat untuk bersyukur, seseorang yang bersyukur tentunya karena meyakini bahwa segala nikmat yang diperolehnya tiada lain adalah dari Allah SWT. Rasa syukur akan memunculkan kegembiraan dalam hati dan lebih semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Syukur yang terus ada di dalam hati akan selalu menghadirkan zikir dan tidak pernah lupa kepadaNya, menjadikannya selalu ingin taat dan terikat dengan syariatNya. Sikap sabar dan syukur sudah seharusnya melekat pada diri setiap Muslim. Kedua sikap ini menggambarkan kebaikan bagi seorang Mukmin, sebagaimana Rasulullah bersabda, "Sungguh menakjubkan urusan seorang Mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang Mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2999. Begitu juga perkataan Umar bin Khattab mengisyaratkan dalam menggambarkan sikap sabar dan syukur, "Jika syukur dan sabar adalah dua kendaraan, maka aku tidak peduli saya naik yang mana". Lebih jauh lagi, rasa syukur tidak boleh hanya berhenti yang hanya berupa ucapan tahmid pujian kepada Allah SWT saja. Namun, bertambahnya nikmat menuntut setiap Muslim untuk bertambahnya ketaatan. Rasulullah telah mengingatkan ini, "Sesiapa yang bertambah kenikmatan dan tidak bertambah ketaatannya, maka itu adalah celaka". Sedangkan sabar yang merupakan wujud penerimaan terhadap musibah dari Allah dan dapat menjadikan keimanan semakin meningkat dengan sikap tersebut. Meskipun sabar itu begitu berat, namun Allah SWT memerintahkan agar memiliki kesabaran yang indah. Allah SWT berfirman, "Maka bersabarlah dengan kesabaran yang indah." QS Al Ma'arij 5. Sikap sabar dan syukur pada diri setiap Muslim merupakan dua hal yang menunjukkan adanya iman di dada seorang yang mengaku Mukmin. Ketiadaan syukur akan berujung kepada sikap kufur yang akan menyingkirkan iman di hati. Demikian juga, ketiadaan sabar akan menghilangkan pengakuan keimanan seseorang kepada Allah. Oleh karena itu, sikap syukur dapat pula untuk menyikapi suatu musibah, dan sikap sabar dapat pula untuk menyikapi nikmat. Syukur dapat pula diartikan kesabaran terhadap nikmat yang berbentuk musibah. Terkadang, banyak orang yang tersadar dari keberlimapahan nikmat yang mengasyikkan setelah terantuk batu. Betapa Ibnu Abbas, sang Rahibnya ummat ini, merasa sangat bersyukur dengan hilang penglihatannya pada usia tua. Ia berujar sebuah kalimat yang pernah diucapkan oleh Rasulullah SAW, “Sesungguhnya Allah berfirman, 'Apabila Aku menguji hamba-Ku dengan dua kekasihnya kedua matanya, kemudian ia bersabar, niscaya Aku menggantikan keduanya kedua matanya dengan surga'.” HR. Bukhari no. 5653. Bersyukur atas musibah dan menganggapnya sebagai nikmat akan membuat diri dan jiwa tenang, yang akan mengantarkan pada ketaatan kepada Allah SWT meskipun itu begitu berat. Begitu pula dengan sikap sabar atas kenikmatan yang diberikan oleh Allah SWT. Terkisah ketika Umar bin Khattab menerima pasukannya yang kembali dengan membawa kemenangan yang gemilang, lalu dihadapkan kepada harta ghanimah yang tidak terhitung jumlahnya, lantas ia menangis. Para sahabat dan pasukan terheran dengan hal tersebut lantas bertanya, 'mengapa Al Faruq menangis?' Ia lantas menjawab, "Seandainya ini semua adalah kebaikan, mengapa tidak diberikan kepada Rasulullah SAW ketika beliau masih hidup". Ketika kenikmatan yang diperoleh itu disabari, akan membuat penerimanya terkendali dari sikap melupakan Sang Pemberi nikmat. Ini akan menghindarkan diri dari kesombongan. Rasulullah SAW pernah memperingatkan, "Demi Allah, bukan kemiskinan yang aku khawatirkan akan menimpa diri kalian. Akan tetapi, aku khawatir jika dunia ini dibentangkan untuk kalian sebagaimana ia dibentangkan untuk orang-orang sebelum kalian sehingga kalian berlomba sebagaimana mereka berlomba, dan akhirnya kalian hancur sebagaimana mereka hancur.” Hadits riwayat Muslim 2961. Sungguh, akan sempurna apabila sikap sabar terus diikuti dengan sikap syukur. Begitu banyak ayat dalam Al-Qur'an yang memerintahkan untuk bersabar dan bersyukur. Allah SWT berfirman ثُمَّ عَفَوْنَا عَنْكُمْ مِّنۢ بَعْدِ ذٰلِكَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ "Kemudian, Kami memaafkan kamu setelah itu agar kamu bersyukur." QS. Al-Baqarah 2 Ayat 52. يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبٰتِ مَا رَزَقْنٰكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ "Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepada kamu dan bersyukurlah kepada Allah jika kamu hanya menyembah kepada-Nya." QS. Al-Baqarah 2 Ayat 172. يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصّٰبِرِينَ "Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan sholat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar." QS. Al-Baqarah 2 Ayat 153. وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَىْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوٰلِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِ ۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِينَ "Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar." QS. Al-Baqarah 2 Ayat 155. Dikisahkan Rasulullah pernah bertanya kepada seorang sahabat, " Bagaimana kabarmu pagi ini? Orang itu menjawab, "baik". Rasulullah mengulangi pertanyaannya dan sahabat itu pun mengulangi jawabannya, sehingga pada kali ketiga ia menjawab, " Baik. Segala puji hanya milik Allah SWT dan aku bersyukur kepadaNya." Lalu Rasulullah menjawab, " Inilah yang aku maksudkan darimu." وَٱلصَّٰبِرِينَ فِي ٱلۡبَأۡسَآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَحِينَ ٱلۡبَأۡسِۗ أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ صَدَقُواْۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُتَّقُونَ "Orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar imannya dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa." QS al-Baqarah [2] 177. Telah jelas dari beberapa contoh ayat dan hadis di atas, sikap sabar dan syukur merupakan salah satu bukti atas keimanan dan wujud dari ketakwaan seorang Mukmin. Dengan kedua sikap itu, seorang Mukmin menjalani setiap ujian dalam kehidupannya, baik itu ujian berupa kenikmatan ataupun ujian berupa kesedihan atas musibah yang menimpanya. Hikmah Sabar dan Syukur Menjadikan Hati Lebih Ikhlas Menjalani Hidup Kenikmatan ataupun kesedihan yang merupakan keduanya adalah ujian dri Allah SWT bagi setiap hambaNya yang masih hidup di dunia ini. Keduanya akan selalu datang silih berganti menyapa setiap manusia. Seorang Mukmin sejati akan bersabar saat masa sulit dan bersyukur saat dilapangkan. Oleh karena itu, Islam mengajarkan kepada kita tentang keutamaan sikap sabar dan syukur. Ketika dalam masa sulit, kita diharapkan agar bersikap sabar, kesabaran ini diperlukan agar seseorang mempunyai kesiapan mental dalam menghadapi kesulitan tersebut. Namun, sikap sabar yang diajarkan Al-Quran bukanlah sikap menerima kehinaan, yang diupayakan hendaknya azimah, yakni komitmen yang kuat untuk mencapai cita-cita. Allah SWT berfirman, "Maka bersabarlah engkau Muhammad sebagaimana kesabaran rasul-rasul yang memiliki keteguhan hati, dan janganlah engkau meminta agar azab disegerakan untuk mereka. Pada hari mereka melihat azab yang dijanjikan, mereka merasa seolah-olah tinggal di dunia hanya sesaat saja pada siang hari. Tugasmu hanya menyampaikan. Maka tidak ada yang dibinasakan, kecuali kaum yang fasik tidak taat kepada Allah." QS. Al-Ahqaf 46 Ayat 35. Begitu juga sikap sabar juga bukan sikap lemah dan menyerah kepada musuh. Allah SWT berfirman, "Dan betapa banyak nabi yang berperang didampingi sejumlah besar dari pengikutnya yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpanya di jalan Allah, tidak patah semangat dan tidak pula menyerah kepada musuh. Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar." QS. Ali 'Imran 3 Ayat 146. Melainkan, sikap sabar adalah juga sebuah jihad atau perjuangan. Allah SWT berfirman, "Kemudian Tuhanmu pelindung bagi orang yang berhijrah setelah menderita cobaan, kemudian mereka berjihad dan bersabar, sungguh, Tuhanmu setelah itu benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang." QS. An-Nahl 16 Ayat 110. Sedangkan, saat dalam keadaan lapang dan senang, kita diperintah agar memiliki sikap bersyukur. Menurut Imam Ghazali, syukur itu mengandung dua makna. Pertama, syukur berarti menyadari secara sungguh-sungguh besarnya nikmat Allah. Kesadaran ini, kata Ghazali, akan menghindarkan manusia dari sikap sombong. Kedua, syukur berarti mempergunakan semua nikmat Allah sesuai dengan maksud yang Dia inginkan. Dengan begitu, nikmat tidak saja akan bertambah, seperti dijanjikan Allah SWT dalam Al-Qur'an, tetapi juga akan mendatangkan kemaslahatan bagi manusia. Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW, Said bin Abi Waqqash ra berkata Aku pernah bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling keras cobaannya?” Beliau menjawab, “Para nabi, kemudian orang pilihan dan orang pilihan lagi. Karena itu seseorang akan diuji menurut kadar agamanya. Jika agamanya kuat, cobaannya juga berat. Jika di dalam agamanya ada kelemahan, dia akan diuji menurut agamanya. Tidaklah cobaan menyusahkan seorang hamba sehingga ia meninggalkan berjalan di atas bumi dan tidak ada satu kesalahan pun pada dirinya.” HR at-Tirmidzi, Ibnu Majah, ad-Darimi dan Ahmad. Allah SWT berfirman, "Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang dengan ikhlas berserah diri kepada Allah, sedang dia mengerjakan kebaikan, dan mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah telah memilih Ibrahim menjadi kesayangan-Nya." QS. An-Nisa' 4 Ayat 125. Pemahaman yang benar terkait ujian, baik ujian berupa kenikmatan maupun ujian berupa musibah kesedihan, akan memunculkan penyikapan yang tepat dari diri seorang Muslim. Baik itu sikap sabar ataupun sikap syukur, akan memunculkan ketenangan diri dan jiwa, serta memunculkan rasa ikhlas berserah diri kepada Allah SWT dalam menjalani kehidupannya. Kiat agar Bersabar dan Bersyukur dalam Menjalani Hidup Sabar adalah sebuah kata yang sudah sering kita dengar. Ringan diucapkan, namun tidak mudah untuk direalisasikan. Sedangkan, syukur mungkin mudah diucapkan dengan lisan. Namun, tanpa adanya ketaatan yang meningkat seiring nikmat yang bertambah, itu bukanlah wujud dari rasa syukur. Di sinilah pentingnya melakukan upaya-upaya untuk memupuk sikap sabar dan syukur, agar sikap ini tumbuh subur dan kokoh keberadaannya dalam jiwa setiap Muslim. Beberapa upaya yang bisa dilakukan, diantaranya Pertama, memahami hakikat sabar dan syukur. Kedua sikap ini merupakan salah satu bukti orang yang benar keimanannya dan wujud dari ketakwaannya. Kedua, memahami bahwa ujian kehidupan merupakan sunnatullah, pasti akan terjadi pada siapapun. Ketiga, memahami bahwa Allah SWT menimpakan semua kejadian untuk menguji manusia. Entah itu ujian berupa musibah ataupun keberlimpahan kenikmatan. Ada yang menerima ujian musibah dengan sabar, qana’ah dan penuh rasa syukur. Namun, tidak sedikit yang menghadapi ujian, dengan keluh kesah, kesal, marah dan menyalahkan Allah SWT. Padahal semua itu merupakan qadha’ –Nya yang harus diterima. Allah SWT berfirman, "Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi seperti kekeringan dan tidak pula pada diri kalian sendiri seperti sakit dan kematian anak melainkan telah tertulis dalam Kitab di Lohmahfuz sebelum Kami menciptakannya sebelum Kami menciptakan semuanya. Demikian pula mengenai hal yang menyangkut nikmat dikatakan seperti itu. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." QS. Al-Hadid 57 Ayat 22. Begitu pula dengan keberlimpahan kenikmatan, merupakan ujian bagi seorang Muslim, apakah dengan menikmatan itu akan mendatangkan sikap syukur yang menjadikannya bertambah ketaatannya kepada Allah SWT. Keempat, ujian Allah SWT datang untuk menguji kadar keimanan kita. Setiap ujian yang baik disikapi dengan sabar ataupun syukur akan menunjukkan peningkatan derajat keimanan seorang Muslim di sisi Allah SWT. Kelima, memahami status hukum sabar dan syukur serta keutamannya. Ada begitu banyak ayat dan hadis yang memerintahkan untuk bersabar dan bersyukur, dengan mengetahui dan memahami bahwa ini bagian dari perintahnya, akan memunculkan sikap untuk selalu berusaha memupuk kesua sikap ini. Selain pemahaman di atas, penting pula melakukan beberapa langkah praktis berikut untuk memupuk kesabaran dan mengokohkannya dalam jiwa kita Pertama, senantiasa mengembalikan setiap perkara yang terjadi kepada Allah SWT, dengan betul-betul disertai penyerahan diri bahwa segala sesuatu milik Allah SWT dan datang dariNya. Dialah Yang berhak terhadap apapun yang kita miliki termasuk yang bertanggung jawab pada kebaikan dan keberlangsungannya. Dia yang Rahman dan Rahim tidak akan menzalimi hambaNya. Semua yang terjadi karena kasih sayang-Nya kepada makhluk Nya. Dia Mahakuasa untuk menghidupkan dan mematikan. Apapun bisa terjadi dengan kehendak Nya. Segala kesedihan datang dariNya, begitu pula dengan segala kenikmatan adalah milikNya yang sewaktu-waktu dapat diambil kembali. Kedua, mengambil pelajaran dari setiap peristiwa. Allah SWT tidaklah menjadikan apa saja dengan sia-sia. Pasti ada hikmah di baliknya. Allah SWT berfirman, "... Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka." QS. Ali 'Imran 3 Ayat 191. Siapa yang mampu mengambil pelajaran dari setiap kejadian akan semakin mengimani begitu Mahakuasa Allah dan kian menyadari betapa lemahnya kemampuan manusia. Dua kesadaran ini berpadu dalam satu jiwa membentuk harapan dan optimisme terhadap kebaikan dan menjauhkannya dari sikap sombong dan arogan. Ketiga, kisah keteladanan para nabi, sahabat dan ulama. Kisah mereka dapat menjadi motivasi dan inspirasi. Keempat, saling menasihati. Sikap saling menasihati ini disebutkan Allah SWT sebagai salah satu yang akan menyelamatkan kita dari kerugian hidup. Allah SWT berfirman, "kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran." QS. Al-'Asr 103 Ayat 3. Kelima, memohon kepada Allah SWT agar dianugerahi sifat sabar dan syukur. Setiap upaya atau ikhtiar harus dipadukan dengan harapan pada pertolongan Allah agar semua usaha berbuah kesuksesan. Harapan itu haruslah senantiasa kita sampaikan dalam setiap doa-doa yang dipanjatkan. Penutup Sikap sabar dan syukur merupakan salah satu bukti atas keimanan dan wujud dari ketakwaan seorang Mukmin. Dengan kedua sikap itu, seorang Mukmin menjalani setiap ujian dalam kehidupannya, baik itu ujian berupa kenikmatan ataupun ujian berupa kesedihan atas musibah yang menimpanya. Perintah untuk bersabar dan bersyukur telah banyak disebutkan, baik di dalam Al-Qur'an maupun hadis. Pemahaman yang benar terkait ujian, baik ujian berupa kenikmatan maupun ujian berupa musibah kesedihan, akan memunculkan penyikapan yang tepat dari diri seorang Muslim. Baik itu sikap sabar ataupun sikap syukur, akan memunculkan ketenangan diri dan jiwa, serta memunculkan rasa ikhlas berserah diri kepada Allah SWT dalam menjalani kehidupannya. Beberapa upaya untuk memupuk sikap sabar dan syukur, diantaranya Pertama, memahami hakikat sabar dan syukur, yang merupakan salah satu bukti keimanan dan wujud dari ketakwaan. Kedua, memahami bahwa ujian kehidupan merupakan sunnatullah, pasti akan terjadi pada siapapun. Ketiga, memahami bahwa Allah SWT menimpakan semua kejadian untuk menguji manusia. Keempat, ujian Allah SWT datang untuk menguji kadar keimanan kita. Kelima, memahami status hukum sabar dan syukur serta keutamaannya. Beberapa langkah praktis berikut untuk memupuk kesabaran dan mengokohkannya dalam jiwa kita Pertama, senantiasa mengembalikan setiap perkara yang terjadi kepada Allah SWT, dengan betul-betul disertai penyerahan diri bahwa segala sesuatu milik Allah SWT dan datang dariNya. Kedua, mengambil pelajaran dari setiap peristiwa. Ketiga, kisah keteladanan para nabi, sahabat dan ulama. Keempat, saling menasihati. Kelima, memohon kepada Allah SWT agar dianugerahi sifat sabar dan syukur. [] LamRad LiveOppressedOrRiseUpAgainstOleh Dewi SrimurtiningsihAnalis Mutiara Umat & Dosol Uniol Diponorogo
Sholawatserta salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta umatnya hingga akhir zaman kelak. Sabar dan takwa sebagai kunci meraih kesuksesan dunia akhirat. Mendengarkan ayat ketika Yusuf membingkar kartunya pada saudaranya mereka mengatakan: أَإِنَّكَ لَأَنتَ يُوسُفُ
Sahabat Edukasi yang berbahagia… Seringkali kita yakin dapat memahami orang lainnya, padahal seringkali kita sendiripun terbatas dalam memahami hakikat dari kita sendiri. Dan terkait dengan hal ini, dari berbagai buku riwayat orang-orang yang sukses dan/atau hebat sebelumnya telah berhasil memahami dirinya sendiri, sehingga mereka mampu membangkitkan potensi-potensi yang sebelumnya dianggap remeh ternyata mampu melahirkan sesuatu yang besar. Namun sesuatu itu seringkali muncul dari nasib hidup yang benar-benar dialaminya, pengalaman pahit selalu mampu memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi seseorang yang secara umum dikatakan sukses atau hebat saat ini, pil pahit itu mampu melahirkan konsistensi dan keuletan yang hampir tanpa batas. Jarang sekali orang yang sukses dulunya berawal dari sukses warisan, rata-rata umum orang sukses/hebat yang bukan hanya sukses memimpin dirinya sendiri namun juga mampu menjadi pemimpin bagi yang lainnya, mereka pernah mengalami momentum hidup yang memprihatinkan, pengalaman hidup yang tak terlupakan yang pernah dialami yakni pada titik terbawah dalam hidup mereka, baik itu kesulitan ekonomi, faktor keluarga, maupun pernah menjadi korban bullying secara umum, dengan penyikapan yang baik menjadi kuncinya sehingga mereka mampu merubah semuanya itu menjadi kekuatan yang mampu merubah keadaan. Dan kekuatan inilah yang ternyata benar-benar efektif dalam mengubah nasib dan masa depan. Kesimpulan dari analisa saya terkait dengan tulisan saya kali ini bahwasannya dengan mental yang yakin dan percaya yang selalu diiringi rasa syukur dan sabar yang terwujud dalam upaya keras dan cerdas dalam setiap prosesnya niscaya akan melahirkan energi-energi yang selalu terbarukan yang mampu mengubah sulit menjadi mudah, lemah menjadi kuat, lama menjadi cepat, dan yang mustahil menjadi mungkin. Salam Edukasi..!
Syarhu Riyadhish Shalihin, 1/108) Seorang mukmin dan mukminah dalam menjalani kehidupan rumah tangganya harus berada di antara kesyukuran dan kesabaran. Karena ia tak luput dari takdir yang baik ataupun yang buruk. Mungkin ia belum dikaruniai anak, maka ia harus bersabar karena anak adalah pemberian Allah .
.