Padatanggal 8 Mei, Nusantara Institute menggelar webinar atau Zoominar bertajuk “Mengkaji Yahudi Alkitab, Menjadi Kristen Indonesia” dengan menghadirkan pakar studi Bibel dan Guru Besar Ilmu Teologi, Prof. Pdt. John Titaley, ThD. Berikut ini tulisan Profesor Titaley yang dipresentasikan di acara diskusi tersebut. Selamat menikmati. Oleh
Admin Spiritual Official Writer "Mandat Budaya" adalah tentang bagaimana kita secara kreatif mencurahkan apa yang Tuhan telah karuniakan kepada kita, dan menggunakannya untuk kemulian-Nya di dalam "marketplace." Mari kita menjadi relevan dengan dunia ini! Waktu kita melakukan itu maka kita akan jadi garam dan terang dunia. Dan Saudara akan bisa membawa banyak orang ke dalam kerajaan sorga. Itulah inti Mandat Budaya. Karena kita "bukan dari dunia", banyak orang Kristen yang memiliki sikap negatif terhadap budaya. Bagi mereka, Gereja ada dalam konflik yang berkepanjangan dengan dunia yakni "kita" melawan "mereka." Dan mereka menggunakan ayat seperti "barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah" Yakobus 44. Sementara itu di pihak lain Alkitab berisi ayat-ayat tentang kasih Tuhan bagi dunia ini seperti dalam Yohanes 316,17. Untuk memahami kontradiksi yang membingungkan ini kita perlu memahami arti istilah kata "dunia" yang dipakai dalam Alkitab. Ada 3 kata yang diterjemahkan menjadi kata dunia 1. Istilah kata "dunia" yang adalah susunan yang dibuat Allah karya besar untuk kesenangan-Nya 116...segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk DiaWahyu 411 KJV"Sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kesenangan-Mu semuanya itu ada dan Kor. 519 Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh untuk definisi dunia yang ini, yang Allah kasihi dan Yesus selamatkan, tidak sepenuhnya jahat! Tetapi dunia menderita efek dari dosa dan cara orang berdosa memperlakukannya. Itu sebabnya KPR 321 berkata bahwa rencana Allah untuk dunia sekarang ini adalah memulihkan segala sesuatu kembali kepada tujuan dan maksud awalnya. 2. Istilah kata "dunia" adalah tanah atau Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya."Perhatikan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa Yang Yesus maksudkan "dunia" di sini adalah bangsa-bangsa, tanah, territorial geografi. Jadi kita harus pergi ke setiap bangsa, setiap Negara untuk memberitakan Istilah kata "dunia" adalah alam kejahatan dan pemberontakan angkuh melawan Allah Di alam kejahatan inilah setan penguasanya! Istilah dunia yang mengacu pada pemberontakan angkuh dan alam kejahatan inilah yang menurut Alkitab bahwa kita tidak boleh menjadi serupa dengannya. Ini adalah istilah dunia yang mengacu pada alam yang menentang Tuhan dan menganiaya orang BudayaKej. 215 TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman "mengusahakan" artinya adalah "membajak" atau "mengolah tanah." dalam Bahasa Latin digunakan kata "cultura", dan dari situ Saudara mendapat istilah "Kultur" atau "Budaya". Di sini kita mendapat suatu prinsip penting budaya adalah tujuan awal Allah bagi budaya bukanlah konsep yang berasal dari iblis, tetapi ini adalah konsep dari Allah! Budaya berarti mengambil bahan mentah dari Tuhan, kemudian mengusahakannya secara kreatif sehingga bisa menghasilkan potensi yang maksimal. Apa itu? Mungkin talenta menyanyi, talenta berbisnis, talenta mengajar, mungkin hati Saudara adalah dalam pekerjaan membagi belas kasih, mungkin Saudara hebat dalam menulis, dalam pengetahuan hukum, Saudara berbakat jadi sales. Apa pun bahan mentah yang Tuhan berikan pada Saudara, Saudara harus mengusahakannya, jadilah kreatif dengan bakat talenta Saudara...dan lepaskan sampai potensi maksimalnya... Gunakan hal tersebut untuk memberikan dampak serta produktivitas yang maksimal. Waktu Saudara melakukanya maka Saudara sementara melakukan BUDAYA! Dan karena budaya membutuhkan kreativitas, maka setiap kali kita melakukan budaya maka kita sementara merefleksikan gambar Tuhan -Allah Elohim- yang BudayaKejadian 127 -28 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Kita adalah IMAGO DEI, kita merefleksikan image Tuhan. Tetapi kita bukan hanya mencerminkan karakter Tuhan -kasih, baik dsb, kata ELOHIM artinya adalah TUHAN PENCIPTA/KREATOR. Jadi Saudara mencerminkan Elohim lewat kreativitas Saudara. Artinya setiap kali Saudara secara kreatif mengusahakan sesuatu hal, maka Saudara sebenarnya sementara merefleksikan gambar Tuhan! Dan dalam proses tsb maka Saudara memuliakan 128 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."1. "Beranakcuculah dan bertambah banyak" = MEMBANGUN dunia SOSIAL Bangunlah keluarga, gereja, kota.....bangunlah pemerintahan dan tegakkan hukum. 2. "taklukkanlah" = MANFAATKAN dunia ALAM Bercocoktanamlah, bangun bangunan, bangun computer, gubah lagu. Gunakan kayu untuk bangun rumah. Gunakan kapas untuk membuat baju. Gunakan silicon untuk membuat chip kita melakukan kedua hal tersebut, pada hakekatnya kita sementara MENCIPTAKAN BUDAYA dan MEMBANGUN PERADABAN. Dalam teologi, hal ini disebut sebagai "MANDAT BUDAYA." Waktu kita melakukan mandate budaya maka sebenarnya kita sementara diberikan hak istimewa untuk menjadi REKAN PENCIPTA dari Allah!Maz. 85-9. apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah Elohim, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat. Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya kambing domba dan lembu sapi sekalian, juga binatang-binatang di padang; burung-burung di udara dan ikan-ikan di laut, dan apa yang melintasi arus lautanBekerja dan IbadahYang menarik adalah, kata CULTURA' dalam bahasa Latin juga merupakan akar kata Inggris tua CULT' -ibadah atau penyembahan. Jadi sejak awal di Taman Eden, BEKERJA dan IBADAH selalu berkaitan. Manusia sudah diberikan untuk bekerja dan beribadah. Dan tidak ada pemisahan di antara Alkitab adalah 1. PEKERJAAN kita harus ditunaikan selayaknya ibadah Kita harus bergantung pada Roh Kudus bahkan juga untuk karir kita. Untuk memperoleh hikmat bagaimana kita bisa hidup di dunia ini. Jadi dalam melakukan segala sesuatu, bungkuslah dalam doa. Pekerjaan dan ibadah kita itu harus menyatu. 2. IBADAH kita harus diperkaya oleh budaya yang kita kreatif kita, semakin berwarna kita, semakin mudah bagi kita untuk merasa nyaman menghampiri Tuhan. Itu sebabnya kita berusaha mengorganisasikan ibadah yang menyenangkan. Henry Van Til, menyatakan "Budaya adalah agama yang dipancarkan keluar"Dari Taman ke KotaBudaya bersifat progresif Horti kultura berkebun , Agri kultura bertani, Biotek kultura. Alkitab dimulai dengan sebuah taman di Kitab Kejadian , ditutup dengan sebuah kota di dalam Kitab Wahyu. Dimulai dengan Eden tetapi berakhir dengan Kota Yerusalem Baru. Eden adalah taman yang bagus, tetapi sesuatu yang simple. Tetapi Yerusalem Baru adalah sebuah mahakarya arsitektur, dengan dinding-dinding yang luar biasa, kanal-kanal, taman-taman... jalanannya terbuat dari emas murni sehingga transparan! Sejak Kejadian 1, umat manusia, apakah mereka orang percaya atau bukan, telah menjadi pembangun membangun kota yang pertama "Babel", Bait Suci Salomo, dan Taman Gantung Babilonia yang merupakan keajaiban dunia Kota modern abad 21 yang luar biasa megah. Mengapa? Karena ada MANDAT BUDAYA yang telah Tuhan tanamkan dalam hati setiap manusia. Kita ditentukan menajdi pembangun kota. Kita selalu ingin maju secara 219 Adam diberi tugas menamai dia melakukan itu, dia harus melakukan pengamatan yang teliti, analisa serta kesimpulan, inilah permulaan ILMU PENGETAHUAN sains. Apa itu sains? Observasi, analisa, kesimpulan. Kejadian 223 Adam jadi romantis. Dia melihat Hawa, istrinya, kemudian berkata, "Tulang dari tulangku dan daging dari dagingku." Dan Hawa disebut wanita -woman, karena diambil dari man. dengan menyusun puisi dalam memuji Hawa, Adam memulai SENI adalah Kunci Untuk Mencurahkan PotensiJadi di Eden kita melihat dari mana ilmu pengetahuan dan seni dimulai. Tetapi Tuhan bukan hanya memberikan segala sesuatu kepada Adam. Dia memberikan tanggung jawab kepada Adam untuk memeliharanya. Jadi Tuhan memberikan kepada Adam pekerjaan. Saudara harus jelas tentang ini pekerjaan BUKANLAH akibat dari dosa! Jauh sebelum dosa masuk, Adam sudah diberi pekerjaan untuk dia kerjakan. Tuhan telah memberikan kepada Adam pekerjaan, untuk membuat jari-jari tangannya kotor. Jadi pekerjaan bukanlah suatu hal yang jahat, kutuk atau hukuman atas Calvin, "Sermons of Deuteronomy" "Manusia perlu mengisi hidupnya dengan pekerjaan. Mengapa? Karena bukanlah sifat dasar manusia untuk menjadi balok kayu yang tidak berguna."Rasul Paulus harus memarahi jemaat di Tesalonika karena mereka terlalu malas. Mereka begitu terobsesi oleh kedatangan Yesus kali kedua sehingga tidak mau Tes. 310 "Jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan."Pekerjaan Allah Menciptakan, melindungi, Manusia Mengusahakan peran nabi, memelihara peran imam, menaklukkan peran raja. Setiap kita terpanggil untuk jadi nabi, iman dan raja. Kita terpanggil untuk semua 3 peran ini, bukan salah satunya saja. Untuk bisa melakukan itu maka kita perlu kreatif dan kerja keras. Sebagai nabi, kita tidak hanya bernubuat lewat mulut kita, tetapi lewat hasil kreativitas & kerja keras kita, kita bernubuat pada dunia tentang Elohim yang adalah seorang pelayan. Bagaimana kita melayani? Dengan meningkatkan harkat manusia. Meningkatkan kualitas kehidupan. Membawa sukacita dan keceriaan kepada semua raja, kita harus menaklukkan dunia. Membawa budaya yang memuliakan Tuhan. Membuat semuanya tunduk pada ketuhanan Yesus Kristus adalah Teladan Terbaik KitaYesus tidak takut untuk menjadi relevan dengan masyarakat. Yesus rela bersentuhan dengan orang-orang yang diangap najis oleh orang lain. Dia dituduh menjadi "duniawi" bergaul dengan para pelacur dan pemabuk, serta menghadiri pesta yang diadakan oleh pemungut cukai. Tetapi Yesus sadar bahwa untuk memberikan dampak pada dunia, memamerkan kerohanian atau kepercayaan agamawi kita saja tidak kita memberikan dampak dan pengaruh kepada dunia 1. Kualitas hidup kita yang tinggi Kalau kita punya excellence dalam kehidupan kita, maka dunia akan senang. 2. Pengetahuan kita akan kebutuhan manusia. Maksudnya kita hidup di alam nyata. 3. Kemampuan kita untuk mengenali mengidentifikasikan diri dengan dunia yang telah 45-7 Ingatlah, aku telah mengajarkan ketetapan dan peraturan kepadamu, seperti yang diperintahkan kepadaku oleh TUHAN, Allahku, supaya kamu melakukan yang demikian di dalam negeri, yang akan kamu masuki untuk mendudukinya. Lakukanlah itu dengan setia, sebab itulah yang akan menjadi kebijaksanaanmu dan akal budimu di mata bangsa-bangsa yang pada waktu mendengar segala ketetapan ini akan berkata Memang bangsa yang besar ini adalah umat yang bijaksana dan berakal budi. Sebab bangsa besar manakah yang mempunyai allah yang demikian dekat kepadanya seperti TUHAN, Allah kita, setiap kali kita memanggil kepada-NyaFirman Tuhan akan meningkatkan kualitas kehidupan. Saudara akan jadi kepala bukan ekor. Selalu naik, tidak turun. Diberkati waktu masuk, diberkati waktu keluar. "MANDAT BUDAYA" adalah tentang bagaimana kita secara kreatif mencurahkan apa yang Tuhan telah kauniakan kepada kita, dan menggunakannya untuk kemulian-Nya di dalam "marketplace." Mari kita menjadi RELEVAN dengan dunia ini!Waktu kita melakukan itu maka kita akan jadi garam dan terang dunia. Dan Saudara akan bisa membawa banyak orang ke dalam kerajaan sorga. Itulah inti MANDAT BUDAYA. Sumber Daniel P. Martono Halaman 1
Sepertiyang kita ketahui, sebagai sebuah negara bangsa ( nation-state) Indonesia memiliki nilai-nilai luhur yang khas dan membudaya di masyarakat seperti gotong-royong, saling tolong
Inta Official Writer Bangsa Israel yang sering kita baca dalam Alkitab itu ternyata pernah mengalami masa-masa mengerikan yang tertulis dalam sejarah suatu bangsa, lho. Bersama dengan Fakta Alkitab dari JC Channel, kita akan membahas soal fakta-fakta kejatuhan Bangsa Israel. Lewat artikel ini, kita akan diajak plesiran mengenai pembiangan Bangsa Israel dari jaman Daniel, kemudian ke jaman Nazi Jerman, sampai akhirnya negara ini bisa merdeka. Penasaran? Yuk kita ulik sekarang. Masih ingat dengan Raja Daud? Raja Daud merupakan raja yang mengalami kejayaan lewat kemampuannya yang bisa menyatukan kerajaan Yehuda dan Israel. Sayangnya, karena kebejatan yang dilakukan oleh para penerusnya di hadapan Tuhan, kejayaan ini hanya berlangsung sampai Raja Salomo. Di tahun 750 SEBELUM MASEHI kerajaan Raja Israel Salomo berakhir, kerajaan terpecah menjadi Israel di utara dan Yehuda di selatan. 722 SM, Israel Utara dihancurkan oleh Asyur nama dahulu dari Babel Raja Yosia memiliki tiga orang anak yang bernama Elyakim yang kemudian berganti nama jadi Yoyakim, Yoahas, dan Zedekia. Raja Yosia meninggal pada umurnya yang ke 39 tahun, pada tahun 609 SM. Dia meninggal dalam pertempurannya dengan Mesir. Setelah penguburan Raja Yosia di Yerusalem, rakyat negeri itu menjemput Yoahas, yang merupakan anak dari Raja Yosia dan mengangkatnya menjadi raja di tahun 609 SM. Padahal, Yoyakim merupakan anak yang seharusnya menjadi raja, mengingat kalau dirinya adalah anak sulung dari Raja Yosia. Pada saat itu, Yerusalem punya dua partai yang saling berlawanan pro Mesir dan pro Asyur. Kedua calon raja itu kemudian dari kubu yang berlain. Yoahas ada di pihak pro Asyur, sementara Yoyakim pro Mesir. Saat Yoahas menjadi raja, ia tidak seperti ayahnya. Dituliskan bahwa ia melakukan apa yang jahat di mata Tuhan, seperti yang dilakukan oleh nenek moyangnya terdahulu. Ia meniadakan sistem pemerintahan teokratis yang telah dibangun oleh Yosia. Apa yang dibangun oleh ayahnya dihancurkan oleh Yoahas dalam hitungan bulan saja. Karena Yoahas datang dari kubu yang pro Asyur, hanya tiga bulan setelah masa pemerintahannya. Firaun Nekho kemudian memecat dan menawan Yoahas. Firaun Nekho mengurung dia di Ribla, di tanah Hamat, supaya Yoahas tidak lagi memerintah di Yerusalem. Setelah membuat Yoahas, Firaun Nekho mengangkat kakaknya, Elyakim Yoyakhim menjadi raja Yehuda yang membebani bangsa Yehuda untuk membayar upeti. Yoahas ditawan oleh Nekho, dan dibawa ke Mesir. Ia tiba di Mesir dan mati di sana. Masa pemerintahan Yoyakim Di tahun ke-4 Yoyakim memerintah sekitar 609-598 SM, Yerusalem diserang oleh Nebukadnezar II. Di tahun 605 SM merupakan awal mula dari pembungan pertama, dimana orang-orang yang pintar dan terpandang termasuk Daniel dan teman-temannya ikut diasingkan. Yoyakim kemudian mati dan ia digantikan oleh anaknya, Yoyakhin. Pengepungan Yerusalem terus terjadi. Pemerintahan Yoyakhin pun hanya berlangsung selama 3 bulan 10 hari. Di tanggal 16 Maret 597 SM, terjadi pembuangan kedua besar-besaran, dimana Raja Yoyakhin dan keluarganya ikut diasingkan. Bahkan, nabi Yehezkiel pun ada di dalam pembungan ini. Raja Nebukadnezar II mengangkat Zedekia menjadi raja Yehuda. Zedekia merupakan putra bungsu dari Yosia, ia dinobatkan ketika keponakannya, Yoyakhin, diturunkan dari takhta dan dibawa ke Babel bersama dengan putra-putra terbaik dari kerajaan Yehuda. Nabi Yeremia maupun Yehezkiel tampaknya hanya memandang Yoyakhin sebagai raja Yehuda terakhir yang sah. Masa pemerintahan Raja Zedekia Raja Zedekia mengadakan pemberontakan kepada Babel, dan meminta bantuan dari Firaun Mesir. Pemberontakan tersebut membuatkan pengepungan oleh Negara Kasdim dan membuat bait Allah dihancurkan rata menjadi tanah. Di bulan Julia tau Agustus 586 SM, raja dan keluarganya, serta rakyat Israel diangkut lagi ke pembuangan tanah Babel, yang kemudian menjadikannya sebagai pembuangan ketiga. Jarak dari Israel dan Babel adalah sejauh 800 km. Bangsa Israel ada dalam pembuangan di tanah Babel selama beberapa puluh tahun. Raja Koresh / Cyrus Nun jauh di sana, kerajaan Persia memiliki raja baru yang kuat dan sangat berkarisma bernama Koresh atau disebut juga Cyrus. Koresh atau Kurush, nama Persianya dilahirkan sekitar tahun 576 SM di provinsi Persis kini bernama Fars yang terletak di barat daya Iran. Saat itu, daerah tersebut merupakan provinsi kerajana Media. Koresh berasal dari keturunan penguasa lokal yang merupakan bawahan dari Raja Media. Menurut suatu legenda, Koresh merupakan cucu dari Raja Media, yang dibuang karena ada ramalan buruk bahwa kelahiran akan dirinya justru akan menghancurkan Media. Bayi Koresh ini kemudian disembunyikan oleh salah seorang pengawalnya, Harpagus, dan ia memelihara bayi ini. Ramalan yang ada ternyata terbukti, bahwa Koresh dewasa kemudian menjadi raja Persia-Media. Di tanggal 5 Oktober 539 SM kalender Gregorius, atau tanggal 11 Oktober kalender Julius, Raja Belsyazar mengadakan pesta besar bagi seribu pembesarnya, seperti yang diceritakan dalam Daniel pasal 5 Dan 51. Pada waktu itu, Babilon tercancam dikepung oleh Koresh dari Persia juga sekutunya, Darius dari Media. Raja Belsyazar saat itu bertindak kurang ajar dan menentang Tuhan semesta alam dengan memerintahkan agar perkakas bait Allah dikeluarkan dari tempat penyimpanannya untuk digunakan dalam pesta tersebut. Seketika, muncul tangan yang menulis di dinding. Daniel dipanggil untuk mengartikan maksud dari tulisan tersebut. Di malam itu pula, Raja Besyazar terbunuh. Imperium neo Babilonia berakhir sudah. Tentara Persia-Media dibawah kepemimpinan Darius merebut kota tanpa harus bertempur. Kejatuhan Babel dan Kerajaan Persia-Media Pada tahun 539 SM, Babel jatuh ke tangan Persia-Media. Dari sini, kita bisa belajar kalau nggak ada yang namanya keabadian, sebab setelah hampir 70 tahun dari pembungan pertama, Babel yang besar itu bisa kalah dan direbut oleh kerajaan Persia-Media. Pada tahun 537 SM, terjadi pemulangan Bangsa Israel. Koresh yang Agung atau Cyrus II meninggal pada tahun 530 SM dan digantikan oleh anaknya, Cambyses II. Namun, usia Raja Cambyses tidak panjang, ia meninggal di tahun 522 SM tanpa memiliki anak. Ia digantikan oleh saudaranya, yaitu Raja Bardiya. Sejarah mencatat kalau akhirnya Bardiya meninggal tanpa diketahui sebabnya, meskipun ada sumber sejarah yang mengatakan bahwa Bardiya dibunuh oleh 6 orang, dimana diantaranya ada Darius yang ikut andil dalam pembunuhan tersebut. Selanjutnya kekaisaran Persia dan Media bersatu dibawah Darius I atau Darius yang Agung. Orang-orang Israel mulai dipulangkan kembali ke Yerusalem sejak pemerintahan Raja Koresh atau Cyrus II dan dilanjutkan sampai dengan masa raja Artahsasta atau sejak tahun 537 – 444 SM. Sejarah tidak berhenti, kerajaan tidak ada yang abadi. Kerajaan Persia Media runtuh di tahun 330 SM dan dilanjutkan dengan kekaisaran Alexander the Great, yang ternyata sudah ada dalam nubuatan di Alkitab. Dari episode kali ini, kita belajar mengenai runtuhnya kerajaan Persia-Media dan kepulangan bangsa Israel ke Yerusalem. Buat menyaksikan video lengkapnya, yuk klik link yang ada pada gambar di atas. Pada artikel berikutnya, kita akan mengetahui mengenai kejatuhan Bangsa Israel episode nubuatan peperangan terbesar. Tunggu artikel selanjutnya yaa.. Sumber JC CHANNEL Halaman 1
TIGASUMBER KEBENARAN. Alkitab mengajarkan bahwa ada tiga sumber kebenaran di samping Alkitab yang disediakan bagi manusia. Pernyataan Allah yang Sejati. Sumber pertama adalah pernyataan Allah yang mula-mula kepada Adam, manusia pertama. Paulus mengatakan bahwa dari "satu orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa" ( Kisah
Claudia Jessica Official Writer Tahukah kamu, bahwa saat ini agama Kristen menjadi agama dengan jumlah penganutnya mencapai 2,4 milyar di dunia. Di Indonesia sendiri ada gereja yang menurut data Kementrian Agama RI, setidaknya terdapat 28 juta lebih orang Kristen di Indonesia. Tapi dimasa gereja mula-mula, orang Kristen mengalami penganiayaan hebat bahkan banyak yang menjadi martir. Bagaimana gereja mula-mula mampu bertumbuh di masa sukar itu hingga akhirnya berita Injil masuk ke Indonesia? Yerusalem Pusat Gereja Mula-Mula Dalam pelayanan Yesus bersama murid-muridNya, Yesus pernah berjanji bahwa Ia akan mendirikan gerejaNya “Di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya” Matius 1618 dan dengan datangnya Roh Kudus pada hari Pentakosta Kisah 21-4, maka Gereja yang memiliki arti “kumpulan yang dipanggil keluar,” secara resmi dimulai. Setelah kematian dan kebangkitan Yesus, para Rasul diberi tugas untuk memberitakan Injil dan menceritakan tentang kabar keselamatan kepada semua orang “sampai ke ujung bumi” Mat. 2819-20, Kis. 18. Kota Yerusalem akhirnya menjadi pusat tempat dimana gereja mula-mula dimulai. Sumber sejarah utama mengenai kekristenan di abad pertama adalah kitab Kisah Para Rasul. Kitab ini menceritakan sejarah gereja Kristen awal, dimana para pengikut Yesus dengan pimpinan Roh Kudus menyebarkan Kabar Baik. Gereja Mula-mula Kisah 241-47 mencatat cara hidup gereja atau jemaat mula-mula. Orang-orang yang bertobat karena khotbah Petrus, kemudian masuk menjadi Gereja Kristus. Mereka dicatat sebagai orang-orang yang bertekun dalam pengajaran para rasul, serta mengadakan perjamuan kudus dan berdoa kepada Tuhan. Dengan cara inilah mereka terus menambah pengetahuan akan Allah dan mendapatkan kekuatan untuk dapat bertahan di dalam penganiayaan sekalipun. Menurut beberapa sumber, sejak abad pertama para pengikut Kristus mulai mengadakan ibadah bersama di hari Minggu. Referensi Alkitab tentang pertemuan bersama umat Tuhan pada hari Minggu untuk “memecah-mecahkan roti” dan pengajaran ditulis dalam Kisah Para Rasul 207. Hal ini berbeda dengan Sabat Yahudi yang dilakukan pada hari Sabtu. Lalu Para Rasul yang menjadi inisiator gereja mula-mula kemudian pergi keluar Yerusalem untuk memberitakan Injil. Siapakah para rasul itu, dan kemana mereka pergi mendirikan gereja mula-mula? Untuk lebih detailnya kalian bisa baca dalam Seri 12 Murid Yesus. Rasul Menjadi Martir Gereja pada abad pertama biasa disebut sebagai gereja pada zaman rasul-rasul. Hal ini dimulai dari hari Pentakosta sampai pada kematian rasul terakhir yaitu Rasul Yohanes. Periode Apostolik ini berlangsung kurang lebih 70 tahun, dari kira-kira tahun 30 Masehi sampai tahun 100 Masehi. Begitu banyak Rasul yang menjadi martir karena pemberitaan Injil pada era ini. BACA JUGA Turki, Tempat Lahirnya Gereja Mula-mula Yang Kini Hampir Mati. Mungkinkah Bangkit Kembali? Martir pertama dimulai dari Stefanus yang dirajam batu sampai mati. Setelah Stefanus, Rasul Yakobus anak Zebedeus dicatat menjadi martir dengan dipenggal kepalanya. Filipus juga menjadi martir setelah dipenjara dan dicambuk yang kemudian disalibkan. Lalu ada Rasul Tomas yang ditusuk dengan tombak dan dilempar ke api, Rasul Matius yang kepalanya dipancung, lalu Yakobus adik Tuhan Yesus, Rasul Andreas disalib di kayu berbentuk X, Rasul Petrus disalib terbalik, dan Rasul Paulus martir dengan dipancung. Penganiayaan terhadap gereja bukan hanya terjadi kepada para rasul, tetapi juga kepada jemaat mula-mula. Mulai dari jemaat di Yerusalem yang dicatat Kisah Para Rasul 81, sampai pada penganiayaan yang terjadi di bawah pemerintahan Kaisar Nero. Baca halaman selanjutnya ->Begitu banyak hal mengerikan terjadi pada gereja mula-mula abad pertama. Namun disaat tantangan menekan, kekristenan justru mampu bertahan bahkan berkembang dan bertumbuh dengan cepat. Jika dilihat dari kacamata dunia, seharusnya Gereja tidak dapat bertahan sama sekali. Namun dapat dilihat kembali bahwa Tuhan Yesus sendiri yang mendirikan gereja-Nya di dunia dan mengatakan bahwa alam maut tidak akan menguasainya Matius 1618. Ini adalah jaminan yang diberikan kepada gereja-Nya dan dibuktikan kebenarannya di sepanjang sejarah gereja abad pertama. Kekristenan masuk ke Indonesia Penganiayaan Jemaat di Yerusalem di abad pertama, membuat Jemaat mula-mula tersebar di luar Yerusalem ke daerah Yudea dan Samaria. Lalu berkembang di wilayah Helenistik. Sejak abad ke-17, penjelajah-penjelajah dari Eropa menjelajahi seluruh dunia dan pada saat yang bersamaan, mereka juga membawa iman kristen. Terkadang penduduk asli yang mereka datangi dipaksa menerima iman mereka di bawah ancaman senapan, tetapi mayoritas pertobatan yang terjadi di luar Eropa adalah berkat jasa-jasa para misionaris tak bernama, baik Kristen maupun Katolik, yang tinggal dan mengajar masyarakat setempat. Di Indonesia sendiri, Injil masuk melalui jalur dagang. Dalam satu buku yang di tulis di Mesir tahun 1050 dan yang mengandung data mengenai gereja-gereja serta biara-biara Kristen di Asia pada zaman itu, dikatakan bahwa ada beberapa gedung gereja di Fansur. Mungkin Fansur itu adalah Barus di pantai barat, Sumatera Utara. Mungkin juga ada orang-orang Kristen di Jawa. Dalam abad ke-14, seorang misionaris dari barat singgah di Sumatera dua kali, tetapi bagaimanapun juga kehadiran orang-orang Kristen dari luar itu tidak meninggalkan bekas di Indonesia. Pada abad ke-16 dan 17 siar Kristen terus masuk ke Indonesia. Pelayanan misi yang dikerjakan misionaris Eropa pun menghasilkan gereja di nusantara. Jika kamu yang ingin membaca jejak Kristen pertama di Indonesia, baca Sejarah Kristen di Maluku, Awal Mula Kristen Masuk ke Indonesia. Saat ini ada puluhan ribu gereja di Indonesia dengan satu Injil yang sama. Mari kembali kepada panggilan kita sebagai Gereja milik Kristus yang sudah didirikan di atas dasar batu karang yang teguh, sehingga kita bisa meneruskan mata rantai Gereja Tuhan kepada generasi berikutnya. Anda diberkati dengan konten-konten kami? Mari dukung kami untuk terus memberkati lebih banyak orang melalui konten-konten terbaik di website ini. Yuk bergabung jadi mitra hari ini. DAFTAR Sumber jawaban channel Halaman Tampilkan per Halaman
Kolose1:23 menuliskan, “Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya.”. Sering terjadi salah persepsi bahwa pengajaran Tabernakel
Ilustrasi Rasul Paulus. Foto yang tak mengenal Rasul Paulus? Beliau merupakan salah satu tokoh penting dalam Alkitab yang dipanggil oleh Yesus untuk mewartakan Injil kepada bangsa-bangsa lahir di Tarsus, kota makmur di provinsi Kilikia. Rasul Paulus adalah seorang Yahudi Farisi yang juga mewarisi kewarganegaraan Romawi dari ibunya. Saulus, atau dalam nama Romawinya Paulus, hidup pada zaman Yesus. Namun sejauh yang kita ketahui, mereka berdua tidak pernah bertemu muka. Sebagai seorang pemuda, Ia adalah seorang Yahudi yang sangat fanatik, murid terkasih dari rabbi terkemuka di Paulus beranjak dewasa, ia mulai menganiaya para pengikut Yesus yang dianggapnya sebagai para penghujat Allah. Saulus mungkin bisa disebut sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas kematian Martir pertama, Stefanus, dan atas penganiayaan terhadap jemaat Pertobatan Rasul PaulusIlustrasi Rasul Paulus. Foto dalam kitab suci dijelaskan, suatu hari, Saulus sedang dalam perjalanan ke Kota Damsyik untuk menangkap para pengikut Kristus. Tiba-tiba, suatu sinar yang amat terang melingkupi dia. Ia jatuh rebah ke tanah dan menjadi buta. Ia mendengar suatu suara yang berkata, “Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?”. Saulus menjawab, “Siapakah Engkau, Tuhan?”. Suara itu menjawab, “Akulah Yesus yang kau aniaya itu.”. Saulus amat kaget dan bingung. Beberapa saat kemudian Ia bertanya, “Apa yang Engkau ingin aku lakukan?”. Yesus memintanya untuk melanjutkan perjalanannya ke Damsyik dan di sana akan dikatakan kepadanya apa yang harus saat itulah, melalui kuasa Tuhan, Saulus menerima karunia percaya kepada Yesus. Dalam keadaan lemah dan gementar, Saulus mengulurkan tangannya untuk meminta pertolongan. Teman-teman seperjalanannya menuntunnya memasuki kota Damsyik. Sinar yang amat terang itu telah membutakan matanya untuk sementara waktu. Setelah buta matanya, Ia benar-benar dapat “melihat” kebenaran. Yesus telah datang secara pribadi kepadanya, berjumpa dengannya, dan mengundangnya untuk bertobat. Saulus menjadi seorang murid yang amat mengasihi Ia dibaptis, yang dipikirkannya hanyalah membantu orang-orang lain untuk mengenal serta mencintai dapat membaca kisah petualangan Rasul Paulus yang mengagumkan dalam kitab Kisah Para Rasul yang ditulis oleh Santo Lukas, dimulai pada bab sembilan. Namun, kisah yang ditulis Santo Lukas berakhir ketika Paulus tiba di Roma. Ia berada dalam tahanan rumah, menunggu diadili oleh Kaisar Nero. Seorang penulis Kristen terkenal dari zaman Gereja Purba, Tertullian, mengisahkan bahwa Paulus dibebaskan setelah pengadilannya yang pertama. Namun setelah itu, Ia dijebloskan kembali dalam penjara. Kali ini, Ia dijatuhi hukuman mati. Ia wafat sekitar tahun 67, pada masa penganiayaan yang dahsyat terhadap umat Kristen dalam pemerintahan Kaisar Nero.
SarahFerber, peneliti eksorsisme dari Universitas Wollongong
BAB I PENDAHULUAN Para penulis Alkitab Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru mencerminkan latar belakang sosial di zaman mereka. Inspirasi Roh Kudus telah melindungi mereka dari kekeliruan, namun sudut pandang penulis muncul dari kebudayaan zaman mereka. Kini Alkitab yang ditulis oleh mereka, diakui dan dipercayai sebagai otoritas tertinggi dalam perilaku dan moral. Namun apakah kebudayaan-kebudayaan yang tertuang di dalam Alkitab PL dan PB, harus dikenakan dalam kebudayaan modern? Bagaimana mengimplementasikan kebudayaan-kebudayaan PL dan PB dalam Kebudayaan Modern saat ini? Apakah ada suatu cara yang dapat digunakan sebagai tolak ukur untuk mengevalusi kebudayaan-kebudayaan tersebut? Bagaimana kita mengetahui yang salah dan benar dalam kebudayaan modern saat ini? Berdasarkan rumusan masalah ini, maka penulis tertarik untuk menulis makalah ini dengan judul “Implementasi Kebudayaan Perjanjian Lama Dan Perjanjian Baru Dalam Kebudayaan Modern” Tujuan Tujuan Penulisan Makalah ini adalah Untuk mengenal kebudayaan PL dan PB, serta mengetahui bagaimana mengimplemetasikan kebudayaan Alkitab itu dalam Kebudayaan Modern ini. Batasan/Ruang Lingkup Makalah ini hanya dibatasi pada pokok-pokok pembahasan mengenai budaya masyarakat dalam Alkitab PL dan PB, serta Kebudayaan Modern dan pengaruhnya. BAB II DASAR TEORI Istilah Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi budi atau akal diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.[1] Ada tiga arus penggunaan istilah budaya, yaitu Pertama; Mengacu pada perkembangan intelektual dan spiritual seseorang atau sekelompok masyarakat. Kedua; Mengacu pada Kesenian dan benda-benda seni. Ketiga; Mengacu pada keseluruhan cara hidup, adat istiadat dan kebiasaan sejumlah orang.[2] Dari definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan, bahwa kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan, meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga nyata kemudian dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain. Budaya merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sekelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.[3] Unsur-unsur budaya terdiri atas 1. Sistem religi dan upacara keagamaan 2. Sistem dan organisasi kemasyarakatan 3. Sistem pengetahuan 4. Bahasa 5. Kesenian 6. Sistem mata pencaharian hidup 7. Sistem teknologi dan peralatan[4] KEBUDAYAAN PERJANJIAN LAMA Yang dimaksudkan dengan budaya Perjanjian Lama, ialah budaya manusia yang hidup di zaman dimana peristiwa-peristiwa yang tertulis dalam Alkitab Perjanjian Lama terjadi. Secara khusus dapat dikatakan bahwa manusia yang dimaksud ialah bangsa Israel atau lebih khusus lagi, bapak-bapak leluhur bangsa Israel seperti Abraham, Ishak dan Yakub.[5] Walaupun penulis Alkitab sendiri melihatnya sebagai peristiwa dan moral yang mengandung nilai-nilai rohani untuk memberikan nilai-nilai etis dan moral bagi kehidupan bangsa Israel, namun peristiwa-peristiwa itu juga dapat dilihat dari segi kebudayaan. Membahas kebudayaan Perjanjian Lama, sangat luas, oleh sebab itu maka dalam pembahasan ini, penulis membatasi dengan hanya membahas Kebudayaan Perjanjian Lama yang berkenaan dengan Adat Istiadat Masyarakat dalam zaman PL. Salah satu ciri khas adat ketimuran orang Israel umumnya maupun Yahudi khususnya ialah keramahtamahan. Tamu mana pun yang masuk ke dalam rumah seorang Yahudi akan disambut dengan salam hangat. Kej. 241-67. Perkawinan Perkawinan dalam PL diterima sebagai suatu norma umum tidak ada kata "bujangan" dalam bahasa Ibrani. Dalam seluruh PL, ditunjukkan bentuk-bentuk penyelewengan pernikahan yang dilakukan oleh nenek moyang bangsa Israel, misalnya dalam praktek-praktek poligami dan perceraian. Meminang Sebagaimana cerita Eliezer, perkawinan dalam Perjanjian Lama diatur oleh keluarga atau khususnya orang tua. Pihak lelaki datang ke pihak perempuan untuk meminang seorang gadis yang diinginkan oleh orang tua pihak lelaki. Hal ini terjadi misalnya pada Ismael Kej. 2121, Ishak Kej. 24, dan Yakob Kej. 281-3. Dalam kasus Ishak, maka Eliezerlah yang menjadi perantara. Seorang perantara disebut sebagai "sahabat pengantin" Sahabat pengantin ini dalam tugasnya sebagai perantara bertindak atas nama pengantin dan ia sudah diberitahukan terlebih dahulu tentang kesanggupan dan kemampuan pengantin sampai berapa banyak pemberian yang dapat pengantin lelaki berikan kepada pengantin perempuan. Ayah dari keluarga pihak perempuan kemudian menimbal untuk menunjuk juga seorang juru bicara mereka. Sebelum kedua belah pihak bernegosiasi, maka minuman kopi disuguhkan kepada rombongan yang datang, namun mereka menolak untuk meminumnya sebelum misi mereka selesai lihat Kej. 2433 dalam kasus Eliezer. Setelah kedua juru bicara dari kedua belah pihak berhadapan, maka pembicaraan dilakukan dengan sungguh-sungguh. Pihak perempuan perlu mendapatkan bukti yang bisa dipegang mengenai bentuk pemberian yang akan diterimanya dari pihak lelaki. Bilamana suatu kesepakatan sudah diambil maka kedua juru bicara tadi bangkit berdiri saling menyalami satu dengan yang lain, dan kopi langsung dibawa dan mereka sama-sama minum sebagai tanda perjanjian yang kesepakatannya telah dicapai. Untuk menyungguhkan maksudnya, pihak lelaki menyerahkan berbagai hadiah kepada orang tua dan saudara-saudara pihak perempuan. Tetapi bisa juga dengan cara seperti yang dilakukan oleh Yakob misalnya ia bekerja selama tujuh tahun untuk mendapatkan istrinya Kej. 2915-19. Bertunangan Pertunangan dalam kalangan orang Yahudi merupakan suatu persiapan untuk perkawinan dan bukan hanya suatu perjanjian kawin tanpa ikatan. Pertunangan berarti suatu ikatan pasti untuk perkawinan sehingga tidak mungkin dibatalkan lagi.[6] Hari pertunangan dirayakan dengan suatu pesta dan saling memberi hadiah supaya peristiwa itu menjadi resmi. Masa pertunangan biasanya berlangsung selama satu tahun. Di zaman dahulu kala, orang lelaki Israel yang sedang menjalani masa pertunangan dilarang ikut dalam peperangan supaya ia tidak mati sebelum kawin Ul. 207. Masa pertunangan itu dipandang sangat suci sehingga bilamana ada lelaki lain yang bersetubuh dengan wanita yang sedang menjalankan pertunangan, maka si pelanggar akan dihukum dengan lemparan batu sampai mati Ul. 2223, 24. Tetapi bilamana si wanita yang digauli tidak bertunangan, maka lelaki itu tidak dilempar dengan batu tetapi harus membayar kepada ayah si wanita dan harus mengawininya. Suami Dalam masyarakat PL, suami mempunyai kedudukan sebagai "tuan" yang memerintah atas istri dan anak-anak dan keluarga anak- anaknya, juga seluruh anggota keluarga yang lain dan budak-budaknya. Tapi pada sisi yang lain, suami juga menjadi penangungjawab atas semua tindakan yang dilakukan oleh seluruh anggota keluarganya. Suami juga mempunyai tanggungjawab untuk mencarikan istri/suami bagi anak- anaknya. Silsilah keluarga PL diurutkan dengan mengikuti keturunan dari suami, karena suamilah yang memberi identitas dan nama bagi keluarganya Im. 2547-49; Yer. 3268; Rut 2,3,4.Suami dalam PL juga mempunyai fungsi sebagai imam bagi keluarganya. Istri Dari Amsal 31 dapat diambil kesimpulan bahwa istri PL tidak hanya melakukan tugas yang sehubungan dengan anak-anak dan rumah saja, Alkitab pada dasarnya memberikan tanggung-jawab yang besar bagi istri PL untuk menguasai bidang- bidang lain di luar rumahnya. Dari tugas yang begitu banyak itu, tugas utama istri adalah untuk menghasilkan keturunan. Anak-anak Merupakan suatu dukacita dan aib bagi keluarga PL yang tidak dikaruniai anak, seperti peristiwa yang menimpa Sara dan Hana. Sebaliknya banyak puji-pujian yang ditujukan bagi wanita yang melahirkan banyak anak Maz. 128. Anak laki-laki dalam keluarga Yahudi adalah tumpuan harapan bagi pemeliharaan masa tua orang tuanya, yaitu supaya mereka mendapat penguburan yang layak. Anak sulung dalam keluarga Yahudi, baik laki-laki maupun perempuan, mendapat tempat yang istimewa. Sepanjang hidupnya ia akan dituntut untuk memiliki tanggung jawab yang lebih besar atas tindakannya dan tindakan saudara- saudaranya yang lain. Apabila orang tuanya mati, anak sulung akan mendapat bagian warisan dua kali lipat. Anak perempuan Yahudi diijinkan menikah sesudah usia 12 tahun. Pada usia itu diharapkan ia telah mempelajari semua kecakapan mengurus rumah tangga dan bagaimana menjadi istri dan ibu yang baik. Apabila karena sesuatu hal suaminya mati, maka ia akan dinikahkan dengan saudara laki-laki dari suaminya untuk menyelamatkan garis keturunan keluarganya. Namun jika suaminya tidak memiliki saudara laki-laki lain yang dapat menikahinya, maka seringkali ia akan kembali ke rumah ayahnya lagi contoh kasus Rut dalam keluarga Naomi. Poligami Walaupun poligami memang ada dalam Perjanjian Lama, namun jangkauannya jangan dilebih-lebihkan, karena hampir terbatas pada raja-raja atau para pemimpin atau pejabat tinggi. Umumnya yang sering terdapat adalah bigami, bukan poligami. Monogami tampaknya biasa terdapat dikalangan rakyat. Bapak-bapak leluhur kadang-kadang dianggap sebagai contoh untuk poligami. Tetapi poligami harus dibedakan dari perseliran. Kedudukan seorang selir adalah jauh di bawah kedudukan seorang istri, tetapi para selir mempunyai hak legal, sebagaimana dinyatakan dalam Keluaran 21711. Ia tidak dapat dijual kembali oleh tuannya; ia harus diperlakukan sebagai selir satu orang saja, bukan mainan keluarga. Kalau tuannya mengambil selir lain, tuan itu tidak boleh mengabaikan kewajibanya kepada selir yang pertama dalam hal materi maupun seksual. Perceraian Perceraian terjadi di kalangan orang Israel bilaman sang suami mendapatkan "ketidakbersihan" pada diri istrinya Ul. 24 1. Salah satu contoh mengenai "ketidakbersihan" ini ialah bahwa sang suami waktu menikahi istrinya ternyata bahwa istrinya itu bukan lagi gadis. Kalau ternyata bahwa gadis itu memang bersalah, maka ia harus dihukum mati dengan lemparan batu Ul. 2213-21. Contoh lain ialah bilamana sang suami mencurigai istrinya melakukan perbuatan zinah. Untuk menjernihkan soal itu sang suami membawa istrinya kepada imam untuk diuji. Ujian ini disebut "ujian kecemburuan" atau bisa juga disebut "ujian berat". Dalam ujian ini, wanita itu disuruh minum air putih. Bilamana ia tidak bersalah, maka air itu tidak akan mendatangkan bahaya baginya. Tetapi bilamana ia bersalah, maka air itu akan menyebabkannya sakit dan bila demikian halnya, maka ia dihukum dengan lemparan batu sampai mati karena dianggap sebagai seorang pelacur Bil. 511-31. Sejauh masalah perceraian, maka perceraian hanya boleh terjadi kalau sang suami menceraikan istrinya. Sang istri sama sekali tidak mempunyai hak untuk menceraikan suaminya walaupun dengan alasan apa pun. Hukum-hukum mengenai perceraian menyebutkan tentang keadaan yang tidak mengijinkan adanya perceraian dan aturan-aturan mengenai hubungan kedua belah pihak setelah perceraian terjadi. Dalam kedua kasus ini perlindungan terhadap perempuan rupanya menjadi pokok utama hukum-hukum tersebut. Dalam, Ulangan 2228-29 ada larangan untuk menceraikan perempuan yang harus dinikahi oleh laki-laki yang telah memperkosanya. KEBUDAYAAN PERJANJIAN BARU Dengan melihat secara cermat, kita dapat mengetahui bahwa Alkitab Perjanjian Baru mengulang kembali Kebudayaan dalam PL. Namun pada saat yang sama, kita melihat sejumlah aturan Perjanjian Lama seperti hukum-hukum mengenai perceraian dibatalkan dalam Perjanjian Baru. Di sini kita dapat melihat sebuah perbedaan dalam situasi sejarah penebusan waktu Kristus membatalkan aturan-aturan yang lama. Apa yang harus kita perhatikan dalam budaya PB ini, ialah, bahwa baik pemikiran untuk memindahkan budaya-budaya Perjanjian Lama ke dalam Perjanjian Baru, maupun sama sekali tidak mengindahkannya, kedua-duanya tidak dapat dibenarkan oleh Alkitab sendiri. Di sini, kita harus berhati-hati untuk membedakan antara tradisi-tradisi Kebudayaan yang diakui oleh Alkitab hanya keberadaannya saja, seperti “gaya musik untuk ibadah pada zaman PL” dan kebudayaan yang jelas disahkan dan ditahbiskan oleh Alkitab, seperti “Ingat dan kuduskan hari Sabat ”. Untuk dapat dengan jelas membedakan kedua hal ini, maka perlu dipahami bahwa refleksi kebudayaan PL, tunduk pada penyataan Ilahi. Perikop-perikop PL dengan setia mendeskripsikan banyak kebiasaan di zaman PL, namun ada yang sejalan dengan kehendak Allah dan ada yang bertentangan dengan kehendak Allah. Misalnya Perkawinan Abraham dengan Hagar. Di satu sisi, Abraham melaksanakan sesuai kebudayaan setempat, namun di sisi lain, hal itu tidak sesuai dengan perjanjian Allah. Berdasarkan perspektif ini, maka banyak tradisi-tradisi dalam PL, yang tidak diterapkan dalam budaya PB. Misalnya Dalam PL, perceraian masih dapat dilakukan jikalau Istri kedapatan “tidak bersih” Namun dalam PB, Yesus tegas berkata “Siapa menceraikan Istrinya, ia berbuat Zinah. Apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan oleh manusia.” Hal lain yang harus dipahami adalah, banyak aspek dalam kebudayaan PL, diakibatkan oleh perbedaan alami. Umat PL merespon Allah dengan cara-cara yang lazim di zaman mereka. Oleh sebab itu, maka dalam PB, konsekuensi tindakan mereka, tidak lagi dijadikan sebagai norma hukum bagi semua orang, tetapi yang ditekankan dalam PB adalah prinsip kebudayaan tersebut. Sebagai contoh, dalam PL, orang beribadah harus di bait Allah atau di atas Gunung, tetapi ketika Yesus datang ke dalam dunia, Ia berkata “Penyembah-penyembah benar, akan menyembah Allah dalam roh dan kebenaran” Yoh 423. Jadi meskipun Kebudayaan dalam PB, adalah pengulangan kembali tradisi-tradisi dalam PL, namun kebudayaan PB lebih menjujung tinggi makna atau Prinsip-prinsip dari kebudayaan PL. Prinsip-prinsip kebudayaan PL inilah, yang dituntut dalam kebudayaan PB. Berikut ini beberapa prinsip-prinsip dalam Budaya PB Etika Seluruh ajaran Yesus dalam Perjanjian Baru, tentang Allah dan umat-Nya, mempunyai dimensi Etika. Matius pasal 5-7, merupakan koleksi Etika yang lengkap, yang memberikan gambaran yang baik tentang Etika dalam sebuah Masyarakat baru yang hendak didirikan Yesus Kristus. Etika yang diajarkan Yesus Kristus sebagai suatu budaya dalam PB adalah, “menyatakan dengan cara hidup”.[7] Artinya, segala sesuatu yang didengar dan diterima dari Allah, harus dinyatakan dengan cara hidup. Prinsip ini menguasai seluruh Perjanjian Baru. Sistem Etika mempunya suatu dasar, dan segala yang lainnya dikembangkan atas dasar itu. Dasar dari Etika yang diajarkan Yesus dalam PB, adalah Kasih. Apapun yang seseorang lakukan, harus dilakukan dengan kasih, itulah Etika yang membudaya dalam Perjanjian Baru Yoh 1314. Etika PB bukanlah suatu aturan yang dipaksakan dari luar ke dalam diri seseorang, melainkan suatu mutu hidup yang memancar dari dalam ke luar. Fleksibilitas Walaupun Budaya dalam Perjanjian Baru, mengulang kembali kebudayaan dalam PL, tetapi Perjanjian Baru mengembangkan Fleksibilitas budaya bagi umat Kristen. Sebagai contoh Kristus mengutus murid-murid-Nya sampai ke seluruh bangsa di muka bumi. Mat 2818-19. Kerajaan Allah yang pada dekade awal ditujukan bagi orang Yahudi, kini harus juga diberitakan ke bangsa-bang non Yahudi. Prinsip-prinsip yang terkandung dalam norma-norma kebudayaan dalam PL, kini, diterapkan dalam PB sebagai budaya Perjanjian Baru. Misalnya Dalam PL, sunat harus dilakukan sebagai tanda perjanjian. Sedangkan dalam PB, “hal bersunat atau tidak bersunat, tidak mempunyai nilai apa-apa” Gal 56. Hal ini bukan berarti Sunat itu jahat, tetapi Paulus merasa bebas untuk melakukan sunat dalam situasi tertentu Kis 163 dan bebas untuk menolaknya dalam situasi lain Gal 23-5. Fleksibilitas budaya ini, bukanlah suatu pilihan bagi orang Kristen, tetapi PB menuntut hal itu. Paulus menunjukkan hal ini, dengan menjadi orang Yahudi pada saat ia bersama orang Yahudi dan menjadi orang Yunani, pada saat ia berada di tengah-tengah orang Yunani. Ia berkata “aku telah menjadi apapun segala-galanya, supaya sedapat mungkin, aku memenangkan orang bagi Kristus.” Jadi Perjanjian Baru mengarahkan kita untuk berada di atas pola-pola setiap kebudayaan dunia, tanpa mengkompromikan prinsip-prinsip kebudayaan Alkitab PL; “Berada di dalam dunia, tanpa menjadi serupa dengan dunia ini”. Itulah Fleksibilitas budaya PB. Kerendahan Hati Selain Etika dan Fleksibilitas, PB juga menjujung tinggi prinsip kerendahan hati sebagai suatu budaya dalam PB. Dalam Matius 6, Ketika Yesus berbicara mengenai Trilogi Kristiani, yaitu Berdoa, Berpuasa dan memberi, Ia sungguh-sungguh menekankan tentang Kerendahan hati. Dalam pengajaran Yesus tentang hal kerajaan Allah, Yesus menyebutkan bahwa “Jikalau seseorang tidak menjadi seperti anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.” Ahli Taurat yang merasa dirinya baik dan benar, Yesus katakan, ia tidak dibenarkan Allah, sedangkan pemungut cukai yang tidak berani menatap Allah karena merasa berdosa dan hina, Yesus katakan “orang ini pulang ke rumah dengan dibenarkan Allah”. Luk 189-14. Di sini, prinsip Alkitab mengenai kerendahan hati dapat berfaedah. Jikalau prinsip kerendahan hati dipisahkan dari garis-garis pedoman lain yang telah disebutkan dalam PB, maka Allah akan membenci kita, sebab Allah membenci orang yang congkak dan meninggikan orang yang rendah hati. KEBUDAYAAN MODERN Untuk memahami budaya Modern, Pertama-tama kita harus membedakan antara Kebudayaan Barat Modern dan Kebudayaan Teknologis Modern. Kebudayaan Tekonologis Modern merupakan sesuatu yang kompleks. Penilaian-penilaian hitam putih, sebagaimana yang terdapat dalam budaya PL, hanya akan menunjukkan kekurangcanggihan pikiran. Kebudayaan Teknologis Modern itu kontradiktif, artinya, budaya ini bebas nilai, netral, bisa dipakai atau tidak. Pemakaiannya tidak mempunyai implikasi ideologis atau keagamaan. Seorang Sekularis dan Ateis, Kristen Liberal, Budhis, Islam Modernis atau Islam Fundamentalis, bahkan segala macam aliran New Age dan para normal dapat dan mau memakainya, tanpa mengkompromikan keyakinan atau kepercayaan mereka masing-masing. Kebudayaan Teknologis Modern secara mencolok bersifat instumental. Trian Hermawan, mencatat 10 Ciri Budaya Modern sebagai berikut Penghormatan didasari atas kepribadian orang. Benda dipakai untuk pemberian sebagai tanda solidaritas Orang bebas menyuarakan aspirasi, semua dapat didebatkan, dipersoalkan. Kedudukan berdasarkan ketrampilan, kebijaksanaan, pengetahuan achieved status. Semua orang mempunyai hak yang sama Kritis terhadap diri sendiri dan orang lain Memisahkan antara agama, faktor sosial, hukum, politik, ekonomi. Alam disakralkan, dan pertanian dipeliharakan berdasarkan ilmu pengetahuan Sukses atau bencana, tidak dianggap sebagai berkat atau hukuman Tuhan Kehidupan lahiriah, mengendalikan kehidupan batiniah.[8] Pergerakan budaya Modern seperti ini, dipengaruhi oleh budaya-budaya asing. Masuknya budaya asing ke indonesia disebabkan karena adanya krisis globalisasi yang ikut melanda indonesia. Pengaruh tersebut berjalan sangat cepat dan menyangkut berbagai bidang kehidupan. Teknologi yang berkembang pada era globalisasi ini, juga mempengaruhi karakter sosial dan budaya dari lingkungan sosial . Dampak Positif Modernisasi yang terjadi di Indonesia yaitu pembangunan yang terus berkembang di Indonesia dapat merubah perekonomian indonesia dan mencapai tatanan kehidupan bermasyarakat yang adil, maju, dan makmur. Hal tersebut diharapkan akan mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera baik batin, jasmani dan rohani. Dampak Negatif Budaya yang masuk ke Indonesia seperti cara berpakaian, etika, pergaulan dan yang lainnya sering menimbulkan berbagai masalah sosial diantaranya; kesenjangan sosial ekonomi, kerusakan lingkungan hidup, kriminalitas, dan kenakalan remaja. BAB III IMPLEMENTASI KEBUDAYAAN PL DAN PB DALAM KEBUDAYAAN MODERN Ketika hendak mengaplikasikan narasi-narasi PL, dan prinsip-prinsip dalam PB ke dalam dunia Modern ini, maka Alkitab dan pengalaman-pengalaman masa kini, memperhadapkan kita pada beberapa pertanyaan, berkaitan dengan serentetan kebudayaan, seperti - Apakah ada suatu cara yang dapat dijadikan tolak ukur dalam menilai norma-norma yang ada? - Bagaimana kita seharusnya mengevaluasi adat-istiadat di masa PL, PB dan pada masa modern ini? - Bagaimana kita membedakan antara yang baik dan yang buruk dalam zaman modern ini? Untuk menjawab rumusan masalah ini, kita harus menyadari terlebih dahulu bahwa Pertama; Kebudayaan berasal dari dua sumber, yaitu Agama dan alam. Agama adalah pengaruh primer di sebuah masyarakat. Namun demikian, agam bukanlah satu-satunya pembentuk kehidupan manusia, sebab kebudayaan tidak hanya tumbuh dari sistem kepercayaan, melainkan juga dari Alam lingkungan kita. Kedua; Perlunya mengevaluasi kebudayaan masa kini, oleh karena perilaku-perilaku dunia modern, juga berada di bawah pewahyuan-Nya. Alkitab penuh dengan nubuat-nubuat mengenai perilaku-perilaku kejahatan dan pergeseran-pergeseran nilai kerohanian yang akan terjadi pada zaman akhir ini. Berdasarkan kedua pertimbangan di atas, maka Untuk mengaplikasikan narasi-narasi PL dalam zaman modern, kita harus melihat praktek-praktek ini, sebagaimana Allah melihatnya. Artinya, ketika sekelompok masyarakat di zaman modern, berjalan sesuai dengan petunjuk wahyu Allah, maka kita harus menilainya secara positif. Untuk menilai kebudayaan haruslah dimulai dengan mengakui sifat religius manusia. Wahyu umum mewajibkan semua orang berespon untuk taat kepada Allah. Perilaku umum manusia kuno dan modern, sama-sama menunjukkan respon positif dan negatif terhadap wahyu Allah. Oleh sebab itu, ketika kita mengaplikasikan narasi-narasi PL dalam kehidupn modern, maka kita harus mengevaluasi kebudayaannya menurut standar Firman Allah. Selain itu, mengevalusia kebudayaan juga membutuhkan perspektif yang seimbang, sebab keanekaragaman dalam alam, juga ikut memberntuk kehidupan manusia. Ketika kita mencermati dunia ciptaan Allah, terbukti bahwa Allah menyukai keanekaragaman. Kelompok manusia yang tinggal di pesisir mengembangkan gaya hidup yang bertolak belakang dengan mereka yang tinggal di padang gurun. Model transportasi antara mereka yang ada di pegunungan dan mereka yang ada di dataran, menunjukkan pola kebudayaan yang juga berbeda. Dan banyak pola hidup berbudaya yang mencuat dari keanekaragaman fisik tersebut. Oleh karena itu, dibutuhkan standart perspektif yang seimbang, untuk dapat mengevaluasi dan mengimplementasikan kebudayaan PL dan PB secara sah. Manusia modern, mempunyai kebudayaan tersendiri yang tidak sama dengan kebudayaan manusia PL, meskipun demikian, Prinsip PB dapat menjadi alat tolak ukur, yang menilai dan mengeliminasi norma-norma kontemporer dalam dunia modern. BAB IV KESIMPULAN Berdasarkan hasil uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Untuk menjembatani gap Kebudayaan antara Kebudayaan Modern dan kebudayaan PL, kita harus menilai sebuah perikop dalam terang PL, kemudian melihat prinsip dari kebudayaan tersebut, yang disahkan dalam ajaran PB. Kemudian, Melihat Kultur Kristen Modern budaya kita, sebagaimana Allah melihatnya. Dengan prinsip-prinsip ini, kita akan membuat aplikasi yang tepat dan sah dalam kebudayaan modern saat ini.* Catatan Karya ini dilindungi Undang-undang Hak Cipta pasal 72 No. 19 ayat 1 dan 2 tahun 2002. Boleh dicopy untuk digunakan sebagai bahan pengajaran, dengan mencantumkan alamat penulisan http// Terimakasih, Tuhan Yesus memberkati. DAFTAR PUSTAKA [1] [2] Muji Sutrisno & Herman Putranto, Teori-teori Kebudayaan, Yogyakarta Kanisius, 2005, hal 8 [3] Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat. Komunikasi AntarbudayaPanduan Berkomunikasi dengan Orang-Orang Berbeda Budaya, BandungRemaja Rosdakarya, 2006, [4] [5] Christopher Danes, Masalah-Masalah Moral Sosial Aktual Dalam Perspektif Iman Kristen, Yogyakarta Kanisius, 2000, hal. 58 [6] Dianne Bergant, Tafsir Alkitab Perjanjian Baru, Yogyakarta Kanisius, 2002, hal. 34 [7] Jhon Drane, Memahami Perjanjian Baru, Jakarta BPK. Gunung Mulia, 2005, hal. 174 [8] Trian Hermawan, Budaya Modern, Lampung Universitas Bandar Lampung, 20011, hal. 4
. 1uzrhcdo3s.pages.dev/2871uzrhcdo3s.pages.dev/4901uzrhcdo3s.pages.dev/3581uzrhcdo3s.pages.dev/211uzrhcdo3s.pages.dev/4551uzrhcdo3s.pages.dev/3541uzrhcdo3s.pages.dev/591uzrhcdo3s.pages.dev/217
kebudayaan di dalam alkitab telah dimulai pada saat